Ilustrasi: Getty Images |
Ditulis oleh: Muhammad
Mumtaz Hidayatullah
Anggota Departemen Keilmuan HMJ EP 2019
Perang
adalah cara yang paling ampuh untuk menguasai dan mendominasi. Selain itu, perang
adalah langkah yang keji serta licik dalam memenangkan kompetisi. Baik jenis
perang tersebut fisik ataupun nonfisik. Perang dapat menimbulkan dampak yang
berkepanjangan apabila kita tidak mampu untuk survive dari hal tersebut. Banyak faktor yang menyebabkan perang
dan faktor terbesarnya adalah ekonomi. Mengapa ekonomi ?. Karena ekonomi
merupakan hal penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat di suatu
Negara.Pada zaman now ini, perang
yang terjadi adalah perang ekonomi. Sudah bukan zamannya lagi perang dengan
menggunakan senjata api. Karena senjata yang paling berbahaya sekarang adalah
kebijakan ekonomi. Negara - negara adikuasa saling berlomba untuk menjadi
pemenang dalam ekonomi. Karena menguasai ekonomi akan menjaga eksistensi mereka
di dunia internasional.
Sekarang
ini terjadi perang dagang terbesar di dunia antara sang adikuasa yaitu Amerika
Serikat dengan pesaing terbesarnya yaitu China. Sang adikuasa sangat terancam
akan strategi ekonomi yang dilakukan China dan mereka khawatir jikalau tidak
lama lagi takhta penguasa ekonomi yang dimilikinya akan direnggut oleh China. Ketegangan
antara AS dan China bermula setelah pihak AS merasa dirugikan akibat pencurian
kekayaan intelektual yang dilakukan oleh China. Tidak tanggung- tanggung
menurut laporan Komisi Pencurian Hak Kekayaan Intelektual kerugian yang
didapatkan oleh AS mencapai US$ 225 hingga 600 miliar untuk kekayaan
intelektual dan produk bajakan.
Seperti kasus perusahaan asal AS Paulson Manufacturing.
Perusahaan yang meproduksi kacamata dan perisai pelindung bagi pekerja industri
dan pemadam kebakaran ini merasa hasil produksinya disalin oleh suatu
perusahaan asal China. “ Dalam satu tahun dari suatu produk baru yang saya
keluarkan, disalin di suatu tempat di dunia. Mereka bahkan menggunakan nama
perusahaan kami dan menggandakannya”. Kata CEO Roy Paulson, ia menemukan
produknya disalin saat menghadiri pameran dagang di China”. Dikutip dari Sindo
News, Minggu (24/02/2019)
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pun akhirnya mengumumkan
pada 22 Maret 2018, bahwa Amerika Serikat mengenakan bea masuk sebesar US$50
miliar untuk barang-barang China di bawah Pasal 301 Undang-Undang Amerika
Serikat Tahun 1974 tentang Perdagangan, dengan menyebut adanya "praktik
perdagangan tidak adil" dan pencurian kekayaan intelektual.
Sebagai pembalasan, pemerintah Tiongkok juga menerapkan bea masuk untuk
lebih dari 128 produk AS.
Apabila
kita melihat dari data yang bersumber dari UN Comtrade Database yang
dihimpun oleh CNBC Indonesia. AS dan China memiliki hubungan timbal balik dalam
ekspor produk. AS banyak mengekspor produk ke Tiongkok dengan 3 besar produk
yang di ekspor AS yaitu $328,9 juta untuk daging babi, komoditas buah dan
kacang sebesar $378,4 juta, dan wine sebesar $ 79,47 juta. Tiongkok pun banyak mengekspor
produk ke AS yaitu bahan baku pesawat sebesar US$ 1.111,88 juta, telekomunikasi
sebesar US$ 45.879,42 juta , dan besi sebesar US$ 48,86 juta.
Dari
data tersebut bisa kita lihat betapa besarnya nilai transaksi ekspor barang
antara kedua negara dan betapa mereka saling membutuhkan contohnya di bidang perangkat
telekomunikasi. Perakitan smartphone terkenal asal AS yang menjadi lifestyle bagi anak muda hingga usia tua
yaitu Iphone dilakukan di China dan bukan hanya itu. Mereka melakukan
ekspor produk telekomunikasi mereka sendiri seperti Oppo, Vivo dan
Xiaomi ke Amerika Serikat. Oleh sebab itu alhasil ekspor barang
telekomunikasi bagi China ke AS mempunyai nilai transaksi yang sangat besar.
Hingga
sekarang perang dagang tersebut makin memanas. Dilansir oleh CNBC Indonesia
pada tanggal 10 mei 2019 AS menaikkan bea impor produk China sebesar US$ 200
miliar dan China tidak tinggal diam begitu saja. Mereka menaikkan bea impor produk
AS sebesar US$ 60 miliar pada 1 Juni 2019. Tentunya perang dagang antara kedua
negara tersebut menimbulkan efek yang negatif bagi perekonomian dunia. Ibarat
gempa, apabila kedua negara tersebut berseteru maka negara-negara lain terkena
guncangannya. Terutama kepada negara-negara yang perekonomiannya bergantung
terhadap kedua negara tersebut. Sebab kenaikan bea impor akan menyebabkan
kerugian bagi negara pengekspor karena biaya ekspor lebih besar darpada biaya
yang akan mereka dapatkan. Hal ini akan menimbulkan ketidakpastian dalam
pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Seperti nilai tukar yang akan terus
menurun dan ketidakstabilan suku bunga Menurut pandangan IMF, perang dagang tersebut
akan menimbulkan penurunan pada proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 0,4
poin persentase menjadi 3,3% di tahun 2019. Tidak hanya IMF, Fitch Ratings
pun memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi global di 2019 di estimasi melambat
sebesar 0,1 poin persentase menjadi 3,1 %.
Alhasil
perang dagang ini juga akan menimbulkan dampak bagi Indonesia. Yakni
ketidakpastian ekonomi lantaran pelaku usaha cenderung menahan diri sehingga
menahan laju pertumbuhan ekonomi. Lalu selanjutnya juga akan terjadi pelemahan
ekonomi karena ekspor Indonesia (batu bara, minyak kelapa sawit, pakaian, besi
serta baja) akan terganggu sebab AS dan China adalah mitra dagang terbesar
Indonesia. Bahkan Badan Pusat Statistik mencatat bahwa terjadi penurunan
kinerja ekspor Indonesia. Sepanjang Januari – Maret 2019 kinerja ekspor
Indonesia sebesar US$ 40,51 miliar atau turun 8,5 % year-on-year (yoy) akibat
perang dagang.
Tentunya
penurunan ekspor akan menyebabkan defisit neraca perdagangan Indonesia. Badan
Pusat Statistik telah merilis bahwa pada periode April 2019 neraca perdagangan
Indonesia mengalami defisit. Pada periode tersebut ekspor mencapai US$ 12,6
miliar (turun 13,1% year on year). Impor mencapai US$ 15,10 miliar (turun 6,58%
year on year). Dari hasil tersebut maka neraca perdagangan Indonesia pada April
2019 mencatatkan defisit sebesar US$ 2,5 miliar. Beban neraca perdagangan
semakin berat tentunya akan berdampak pada nilai rupiah.Hasilnya dilansi dari
CNBC Indonesia pada akhir periode April 2019 rupiah melemah 0,04 % melawan
dollar AS di perdagangan pasar, pelemahan rupiah berlangsung-langsung menjadi
kian dalam hingga mendekati Rp. 14.200 / dollar AS.
(2)
Indonesia perlu menerapkan kebijakan pengendalian impor. Dengan cara menaikkan tarif
bea masuk impor produk yang berdampak besar terhadap neraca perdagangan dan
neraca transaksi berjalan, (3) Insentif Fiskal, yaitu dengan memberi peluang
bagi industri dalam negeri melalui kebijakan perpajakan yang memberikan
kepastian, keamanan dan kenyamanan.
Indonesia
juga perlu menerapkan kebijakan jangka Panjang. Antara lain : (1) Peningkatan
SDM (Sumber Daya Manusia). Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik
(BPS) pada tahun 2017, jumlah angkatan kerja di Indonesia masih didominasi lulusan
SD (Sekolah Dasar) sebanyak 41,80 %. Sudah sewajarnya pemerintah menerapkan
system Pendidikan mendukung jumlah
lulusan STEM (Sains, Technology, Engineering, and Math) untuk mendukung
percepatan inovasi tekhnologi dalam negeri. (2) Menerapkan pembangunan
infrastruktur yang tepat sasaran. Infrastruktur masih perlu dikembangkan akan
tetapi harus tepat sasaran agar dapat mengurangi biaya logistik baik dalam
negeri maupun internasional.
Pemerintah diharapkan lebih antisipatif lagi dalam
menghadapi perang dagang AS – China. Agar kebijakan tersebut tidak menimbulkan
efek negatif bagi kita. Indonesia adalah negara yang besar serta kaya akan
sumber daya alam. Pemerintah diharapkan lebih antispatif dan aktif lagi dalam
menerapkan kebijakan ekonomi sehingga Indonesia bisa keluar dari jebakan perang
dagang ini. Bukan hanya pemerintah tetapi kita sebagai masyarakat harus ikut
aktif dan kritis dalam menghadapi perang dagang ini bisa dengan penurunan
konsumsi barang impor dari luar negeri atau bisa dengan memberi dukungan serta
masukan kepada pemerintah. Karena dengan bersama kita bisa menghadapi
segalanya. Dengan bersama kita bisa mencari jalan keluar dari jebakan perang
dagang sang adikuasa.
Referensi:
Hartati,
Sri Enny. 2018. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2019: Adu Strategi
Hadapi Perang Dagang. INDEF.
Raihani, Latanya Tita. Lesunya Perekonomian
Global akibat perang dagang AS – China.https://www.kompasiana.com/latanyatita/5c72898812ae9448245b48a4/lesunya-perekonomian-global-akibat-perang-dagang-as-china.
Ayuningtyas, Dwi. Perang Dagang : Apa Saja
Ekspor Indonesia ke AS – China. https://www.cnbcindonesia.com/market/20190514142423-17-72379/perang-dagang-apa-saja-ekspor-indonesia-ke-as-china.
Rika,
Hesti. BPS Catat Neraca Perdagangan April Defisit US$ 25 Miliar. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190515102344-92-395014/bps-catat-neraca-perdagangan-april-defisit-us-25-miliar.
Kevin,
Anthony. Nasib Rupiah Hari Ini Terlemah Pada April, Terburuk se Asia https://www.cnbcindonesia.com/market/20190429133336-17-69411/nasib-rupiah-hari-ini-terlemah-pada-april-terburuk-se-asia
CNN
Indonesia. Selamat Datang Perang Dagang Amerika Serikat vs Tiongkok. https://www.youtube.com/watch?v=8J9CzRRnz3w&t=606s.
Olivia,
Grace. Perang Dagang Kembali Tegang Bagaimana Ekspor Indonesia ke AS dan China,
https://nasional.kontan.co.id/news/perang-dagang-kembali-tegang-bagaimana-ekspor-indonesia-ke-as-dan-china
Ketu,
Adi. Perang Dagang : Saat Kebiasaan Mencuri China Mendapat Perlawanan Keras
Amerika Serikat. https://theglobal-review.com/perang-dagang-saat-kebiasaan-mencuri-cina-mendapat-perlawanan-keras-amerika-serikat/.
Syafina, Dhea Chadiza "Skenario-Skenario
Perang Dagang AS-Cina 2019: Apa Efeknya ke Dunia?", https://tirto.id/skenario-skenario-perang-dagang-as-cina-2019-apa-efeknya-ke-dunia-dchY.
Wikipedia. Perang Dagang Amerika Serikat –
Tiongkok 2018. https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_dagang_Amerika_Serikat%E2%80%93Tiongkok_2018.
Wirayani,
Prima. Bank Dunia: Perang Dagang Akan Pukul Perekonomian China https://www.cnbcindonesia.com/market/20190605043754-17-76783/bank-dunia-perang-dagang-akan-pukul-perekonomian-china.
CNN
Indonesia. Efek Defisit Neraca Perdagangan Mulai Terasa Rupiah Melemah. https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190116165314-78-361308/efek-defisit-neraca-perdagangan-mulai-terasa-rupiah-melemah.
Terima kasih, sangat informatif ✨
ReplyDeletePanduan Memburu Bonus Casino Online Yuk Gabung Disini aja.. Penuh Dengan Kejutan Bonus Berlimpah Setiap Hari!!!
ReplyDeletePandangan terlihat sangat luas dan kompleks,memiliki spirit.
ReplyDeleteKekurangan
Data pemilik perusahaan perusahaan yang melakukan perang dagang di Amerika